Terungkap, Ini Alasan Adji Darma Saputra Aniaya Kakak Ipar hingga Tewas
03/10/2025 07:35:54 WIB 88
Pringsewu – Polisi mulai mengungkap dugaan motif di balik kasus penganiayaan yang menewaskan Alfian (35), warga Dusun Bulusari, Pekon Bulukarto, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, pada Rabu (1/10/2025) malam.
Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus saputra melalui Kapolsek Gadingrejo, AKP Herman, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka Adji Darma Saputra (28) diduga tersinggung dengan ucapan korban sesaat sebelum peristiwa terjadi.
“Pelaku mengaku emosi karena perkataannya kasar dan sindiran dari korban. salah satu perkataan yang menyulut emosinya yaitu “Saya tidak mau kamu tinggal di sini, monak-manak koyo kucing (beranak terus kayak kucing),” ujar AKP Herman pada Kamis (2/10/2025) malam.
Dalam kondisi emosi, tersangka Adji langsung mengambil parang yang disimpan di atas lemari baju. Ia kemudian melompat keluar rumah lewat jendela dan menyerang korban.
“Serangan itu baru terhenti setelah dilerai oleh mertua mereka. Korban yang mengalami luka serius sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.” Beber kapolsek.
Polisi menyebut, setelah kejadian tersangka sempat membuang senjata tajam yang digunakan, kemudian meminta perlindungan warga dan diserahkan ke pihak kepolisian. Saat ini, barang bukti berupa parang serta pakaian korban telah disita untuk kepentingan penyelidikan.
“Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal berlapis, antara lain pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan anacaman hukuman 7 tahun dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,”
Terpisah, Ketua Karang Taruna Pekon Bulukarto, Zainal (30), mengungkapkan dirinya menerima telepon dari seorang warga sekitar pukul 23.30 WIB. Warga tersebut memberitahukan bahwa Adji datang ke warung miliknya dan meminta perlindungan karena baru saja melukai kakak iparnya.
“Setelah mendapat kabar itu, saya bersama aparatur pekon langsung menemui dan mengamankan Adji, lalu menghubungi pihak kepolisian. Tidak lama kemudian polisi datang menjemput pelaku,” jelas Zainal.
Menurutnya, sebelum dibawa aparat, Adji sempat menyampaikan rasa penyesalan atas perbuatannya. “Pelaku bercerita, awalnya ia sedang tertidur lalu terbangun karena mendengar suara korban marah-marah. Ia mengaku refleks mengambil parang dan menyerang korban,” tambahnya.
Namun, saat ditanya lebih jauh mengenai apakah ada perselisihan sebelumnya antara korban dan pelaku, Zainal mengaku tidak mengetahui. “Setahu saya mereka tinggal bersebelahan, dan selama ini tidak pernah terdengar ada masalah besar,” ucapnya.(*)