Pendiri NII Crisis Center Ingatkan Bahaya Radikalisme di Media Sosial

04/06/2025 11:59:49 WIB 13

Pringsewu – Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap penyebaran paham radikalisme, khususnya melalui media sosial. Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Mapolres Pringsewu pada Selasa (3/6/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Ken juga menceritakan perjalanan hidupnya yang pernah terjerumus ke dalam jaringan Negara Islam Indonesia (NII), sebelum akhirnya sadar dan keluar untuk kemudian mendirikan NII Crisis Center. Lembaga ini kini aktif melakukan edukasi dan pencegahan radikalisme, terutama di kalangan generasi muda.

Ken menjelaskan, saat ini penyebaran jaringan radikal jauh lebih terselubung dibanding masa lalu. "Kini para anggotanya sudah membaur dengan masyarakat, tidak lagi tampak mencolok seperti dulu. Hal ini membuat mereka semakin sulit terdeteksi," ungkap Ken.

Ia juga menyoroti media sosial yang hingga kini masih menjadi sarana utama bagi kelompok radikal dalam menyebarkan ajaran mereka. "Tidak hanya orang dewasa, tapi juga remaja, pelajar bahkan anak-anak tingkat SMP sudah mulai banyak yang terpapar," ujarnya.

Menurut Ken, keberadaan jaringan ini terbukti masih aktif, dibuktikan dengan masih seringnya penangkapan oleh Densus 88. "Banyak pula kasus yang tidak terpublikasi, tapi faktanya mereka masih ada dan terus bergerak," tegasnya.

Ken pun mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk aparat, untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia menegaskan pentingnya menjadikan Pancasila sebagai rumah bersama untuk menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa. "Jangan mudah dipecah belah oleh ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan," tegasnya.

Sementara itu, Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra tidak menampik bahwa Kabupaten Pringsewu menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi penyebaran paham radikal.

Ia menyatakan komitmen Polres Pringsewu dalam menanggulangi dan menekan penyebaran paham tersebut melalui berbagai langkah strategis. "Kami terus melakukan pembinaan, baik kepada eks narapidana terorisme (napiter), maupun penguatan wawasan kebangsaan kepada berbagai kelompok masyarakat, termasuk pelajar," jelas Kapolres.

Kapolres juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada ajaran atau narasi yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. "Kami harap masyarakat aktif melaporkan jika melihat adanya aktivitas yang mencurigakan atau mengarah pada paham radikalisme. Pencegahan harus dilakukan bersama-sama," pungkasnya.

Share this post