Kapolda Jabar Ungkap Kelompok Anarkis di Bandung Terhubung dengan Jaringan Internasiona

17/09/2025 14:36:08 WIB 31
Tribratanews.polri.go.id – Jabar. Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat berhasil mengungkap adanya kelompok anarkis yang memiliki hubungan dengan jaringan internasional. Kelompok ini diduga memiliki afiliasi dengan individu-individu di luar negeri. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol. Rudi Setiawan, dalam konferensi pers di Mapolda Jabar pada Selasa (16/9/2025).

Kapolda Jabar mengungkapkan bahwa penyelidikan bermula dari penangkapan empat orang di Bandung yang teridentifikasi memiliki paham anarkisme. Keempat orang ini juga diketahui memiliki kaitan dengan seorang narapidana di lapas setempat.

“Mereka punya ketertarikan pada paham anarkisme, paham yang tidak setuju dengan pemerintah, merusak, dan sebagainya. Ini bukan karangan saya, tetapi hasil investigasi sesuai aturan,” tegas Kapolda Jabar

Berawal dari Kekecewaan hingga Terhubung dengan Jaringan Luar Negeri

Kapolda Jabar menjelaskan bahwa motivasi para pelaku berawal dari rasa kekecewaan terhadap kondisi sosial yang mereka alami sehari-hari. Rasa ketidakpuasan ini semakin diperkuat dengan doktrin yang mereka peroleh dari internet, yang memungkinkan mereka terhubung dengan kelompok-kelompok anarkis di luar negeri.

“Kekosongan dan kekecewaan dalam diri mereka makin menggumpal, makin menguat. Dengan keterbukaan informasi, hal ini mereka manfaatkan hingga bisa terhubung dengan kelompok anarkis di luar negeri,” jelasnya.

Kelompok ini diketahui melakukan aksi perusakan yang kemudian dipublikasikan di media sosial. Setelah aksi mereka menarik perhatian dan dianggap sejalan oleh jaringan di luar negeri, komunikasi pun terjalin.

“Balasannya datang dari sebuah negara. Setelah diyakini benar bahwa mereka satu paham, barulah terjadi pengiriman uang. Salah satu metode pengiriman uangnya melalui PayPal dan dompet digital,” ungkap Kapolda Jabar

Dana yang dikirimkan mencapai puluhan juta rupiah, namun identitas pengirim masih menggunakan nama samaran. Penyelidikan mendalam untuk mengungkap identitas asli para pengirim masih terus dilakukan.

Selain empat orang inti, kelompok ini juga memiliki simpatisan yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk remaja dan pelajar. Polisi sedang mendalami sejauh mana keterlibatan mereka.

“Setelah itu mereka mengajak orang lain, baik sebagai penghasut maupun yang terhasut. Simpatisan juga banyak, termasuk remaja, mungkin pelajar dan yang lainnya, yang sudah disusupi,” tutur Kapolda.

Kasus ini tidak hanya melibatkan Jawa Barat, tetapi juga beberapa daerah lain di Indonesia. Untuk mengungkap aktor intelektual di balik jaringan ini, Polda Jabar telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya, Polda Jawa Tengah, Polda Jawa Timur, serta Mabes Polri, Bareskrim, dan Densus 88.

Kapolda juga menekankan perbedaan antara anarkisme dan radikalisme. Menurutnya, kelompok anarkis ini belum sampai pada tahap radikal yang mengorbankan jiwa.

“Kalau ini lebih pada kekecewaan, kemiskinan, dan ketidakadilan yang mereka alami. Itu semua terungkap di buku-buku bacaan mereka,” tutupnya.

Share this post